Kamis, 25 Oktober 2012

KCB - Kisah Cinta Bagas


Hello, everybody. How are you?
Let me talk to you, about my self. Chek this out.

Nama gue Tumenggung Bagas Hasiholan, anak pertama dari satu bersaudara. Nama ini tercipta dari perkawinan dua orang Batak yang sangat terobsesi sama orang Jawa. Panjang nya nama, bikin gue capek kalo nulis biodata. Jadi gue berinisiatif untuk mempersingkatnya, agar menarik dan tetep keren.
Tumenggung Bagas H – langsung mendapat penolakan dari kakek karena menyingkat marga, dan lebih mementingkan nama Jawa gue. delete
Tumenggung BH – nama gue terkesan fulgar. delete
TBH – (gue bikin sesingkat singkatnya)  tapi kenapa kayak nama penyakit – TBC. delete
T Bagas H – oke ini adil, nama gue doang yang muncul – Jawa gak ada, Batak gak ada.  Received.

Rabu, 24 Oktober 2012

Mendung setelah Hujan.


Lembab nya kota tak bisa dihindarkan, hujan yang tumpah cukup membuat kota berubah suasana. Menyisakan genangan air keruh pada jalan berlubang. Semua orang yang sejak tadi berteduh, kini mulai melanjutkan perjalan. Salah satu diantara orang-orang itu ada Zea, gadis berusia 20 tahun, yang terlihat sama lembabnya seperti suasana kota siang ini. Zea, yang selalu sendiri, tak banyak bicara, wajah datar, lebih memilih memandang kebawah, rambut hitam bergelombangnya dibiarkan terurai, kulit sawo matang, dan pandangan mata nya yang tenang. Dingin dan lembut.
***
“pagi Ze” sapa salah satu teman, sesampainya Zea di kelas. Dia balas dengan mengangkat tangan kanannya di depan muka.
Mencari tempat duduk yang masih kosong, dan langsung mendaratkan tubuhnya. Suasana kelas juga lembab, belum banyak penghuni dalam ruangan itu. Hujan yang membuat para penghuni belum memunculkan diri. Dosen pun yang seharusnya datang sejak 10 menit yang lalu belum menampakkan diri.
Setelah mendaratkan diri di atas kursi, Zea memilih untuk menyandarkan punggung ke sandaran kursi – dengan wajah datar – mengetukan jari telunjuk pada meja dengan pelan. Suara yang dihasilkan dari ketukan jari itu, senada dengan bunyi sisa hujan yang menetes dari atap dan mendarat permukaan yang ada di bawahnya.

Rabu, 10 Oktober 2012

HUJAN


Berteduh di pinggir jalan, ditemani satu teman.
Hujan deras yang datang setelah kemarau panjang,  memberikan suasan baru.
Awalnya matahari yang memusatkan perhatian, berganti waktu perhatian berganti pada hujan..
Hujan yang sejak lama dinanti kehadirannya, kini benar adanya.
Di bawah atap gardu di pinggir jalan, berteduh memperhatikan hujan.
Mendung yang mengawalinya, hujan tumpah dengan besarnya.
Butiran air yang jatuh dari langit dengan deras, terlihat bagai benang yang menjuntai dari atas.
Selang hujan turun, matahari sejenak datang.
Menampakan cahaya samar, dalam samar terlihat pula butiran air.
Percikan air yang jatuh pada jalanan, terlihat indah menari-nari tanpa henti.
Munculnya matahari dalam samar, kini semakin jelas menampakkan wajahnya.
Butiran air pun semakin jelas terlihat.
Dengan waktu berlalu, kembali matahari yang menjadi pusat.

Jumat, 14 September 2012

Cinta Selambu

di sinetron tuh ada adegan dimana, pemeran itu lagi mimpi seru banget - mimpi indah gitu deh- sewaktu lagi seru-serunya, lagi masa-masa pentingnya gitulah. hal yang ditunggu sewaktu mimpi pokoknya mah. eh, tau-tau itu pemeran jatuh dari tempat tidur - terus bangun dari tidur. itu pasti jengkel banget, kesel bukan main.

berada dalam kelas bersama yang lain, aku duduk barisan paling belakang, dirombongan kanan, dekat pintu keluar kelas. bersama dua temanku dan Dia. dekat tembok ada teman laki-laki, sebelah teman itu ada Dia, lalu aku, dan teman perempuan. kami berempat berada dibarisan terbelakang. 
kami memiliki kesibukan masing-masing. teman laki-laki itu entah apa yang dia lakukan, yang pasti dia memiliki kegiatan. teman perempuan asyik membolak-balik majalah, terkadang aku ikut melihat majalah bersamanya. dan Dia memiliki kegiatan sendiri, dan ternyata sedang membaca "buku blog" milikku.

Sabtu, 08 September 2012

4 musim Ilana Tan


keempat musim ini benar-benar menyihirku, membuatku terpesona tiada tara #hahaaseeek.
tapi beneran jatuh cinta deh, sama semua nya. Ilana Tan bener-bener nyampein setiap kata-kalimat santai banget, mudah dipahami. sambil baca otaknya melayang-layang, kayak ditipi-tipi itu, sambil baca diatas kepala ada gambar yang lagi dibaca. jadi kayaknya semua adegan yang disampaen lewat kata-kata itu muncul diatas kepala dengan SANGAT JELAS. hahaaa #nyengir.
kalo udah baca satu, gak baca yang laen nya GAK MANCAP. 
rasa penasaran pasti muncul, karena pasti dari setiap musim pemeran yang ada didalemnya ada hubungan. para pemern saling berhubungan deh pokonya dari keempat musim itu. Nah, ini nih salah satu yang bikin MENARIK buat aku. (mungkin itu juga salah satu jurusnya -Ilana Tan-, biar semua novel bisa laku kejual. hahaaaa #parahpikirannya). 
Sebenernya aku termasuk TELAT baca ini novel. para novel ini sudah ada sejak tahun 2006an dan seterusnya gitu kalo gak salah, sekarang udah 2012. tapi yah, bodo amat sih. 
YANG PENTING, AKU SUKA 4 MUSIM ILANA TAN. #gemes

Rabu, 05 September 2012

matahari penghangat bumi

matahari selalu ingin menjadi penghangat bumi, memberi energi untuk bumi, mencerahkan bumi, memberi kenyamanan untuk bumi. tapi adakalanya awan mendung itu hadir-datang, ikut ambil bagian dalam kehidupan bumi. datang dalam kegelapan dan menutupi cerahnya matahari untuk bumi. mendatangkan hawa dingin menumpahkan air hujan dan membasahi bumi. matahari hanya mampu memandangi kejadian itu dari sisi yang lain. dan toh akhirnya dengan kerjasama partikel air hujan dan cahaya matahari timbul keindahan baru --> PELANGI.
Janganlah menghindari awan mendung itu, sekuat apapun awan mendung itu dihindari pasti ada masanya awan mendung akan menghampiri. Bukanlah salah awan mendung, ini Pemeran kehidupan. dimana ada Matahari, Bumi, Awan, Hujan, Pelangi.

Senin, 03 September 2012

pernikahan dini

wow wow wow, WOOOOOOW !!!

bener bener gak nyangka, pernikahan dini begitu jelas didepan mata. semua terjadi dalam pengalaman hidupku, dengan mataku, dengan tubuhku, dengan kupingku, dengan perasaanku.

yah, bener banget pernikahan dini itu telah berlangsung, itu benar berlangsung dalam kisah hidupku. dengan mataku yang melihatnya (meski gak langsung) seenggakna aku berada dilokasi kejadian. dengan tubuhku yang ikut mengiring dalam pernikahan dini itu. dengan kupingku yang mendengar dengan jelas suara memperlai wanita maupun pria (masih sangat muda, menurutku) mengikrakan janji sepasang suami istri. dengan perasaanku ang gugup mendengar dan menyaksikan itu semua.
PERNIKAHAN DINI BENAR BERLANGSUNG.