Nama
Mona, gadis dengan badan mungil yang selalu aktif karena badanku yang ringan. Seperti
biasa sepulang sekolah aku akan pergi ketempat kursus atau kumpul bersama teman
ekskul. tidak akan ada hari yang senggang, seluruh hari aku penuhi dengan
kegiatan. Gadis lincah yang ingin tetap modis dalam tampilannya. Rambut ikal
segarnya dia gerai dengan bebas, sweter lengan panjang warna cream menutupi tubuhnya, celana jeans
panjang, sepatu boats hitam, dan tas slempang besar digantungkan pada pundak. Rabu
soreaku baru saja pulang setelah kumpul bersama teman satu organisasi. Karena
akan ada pelaksanaan kegiatan yang sudah mendekati hari H, hari ini kami rapat
secara total yang membuat lelah. Aku duduk bersandar lelah sambil menunggu bis
datang di halte. Angin sejuk menemani aku menunggu bis, hingga menguap beberapa
kali. Ingin rasanya tidur, aku kembali menguap dan tiba-tiba ada yang
menutup ulutku. Kaget saat aku lihat ada
seorang cowok sedang memandang kearahku dan menempelkan kertas dimulutku. Aku mengambil
kertasnya, ternyata kertas penutup pada icecream
Cornetto Disc Chocolate. Serasa ada ssesuatu yang manis aku jilat bibirku.
“nih,
ambil” dia menyerahkan icecream yang
sudah di buka.
Aku
mengambilnya dan mengangguk pelan.
“dimakan,
jangan cuma diliat”
Aku
mengangguk lagi dengan tersenyum malu, dengan pelan aku makan icecream.
Malam
harinya dalam kamar Aku kembali teringat cowok yang memberi icecream. dengan tersenyum malu aku
mengingat tentangnya, cowok tinggi, putih, rambut ikal, bibir merah, ramah. Andai
saja aku bisa bersama cowok itu, berdiri tepat disamping nya dengan manja,
tersenyum manis padanya tanpa malu. Aku tertawa malu dan geli membayangkannya,
karena kami pasti akan terlihat bagai jari manis dan jari kelingking.
Hari
pelaksanaan lomba basket yang dilaksanakan di sekolah berlangsung. Aku menjadi
ketua pelaksana, tentu saja hadir dengan penuh semangat meskipun merasa lelah. Karena
lelah aku memilih tribun paling atas, aku hanya ingin menonton bukan menjadi suporter. Suasana begitu ramai, tak
henti-hentinya pada suporter
berteriak. Berisik tidak membuat kantuk yang aku rasa hilang, aku terus menguap
kecil. Menggerak-gerakkan badan dan menepuk pipi mungkin akan menimbulkan
semangat untukku.
Aku
kembali menguap, dengan cepat ada kertas dengan rasa lembut yang dhasilkan dari
sesuatu yang lembut yang menutup mulutku. tiba-tiba teringat suatu kejadian, aku
menoleh ke samping kiri dengan kertas masih menempel. betapa malu dan canggungnya
aku, cowok itu melepaskan kertas yang dia tempelkan. Dia ganti dengan mengambil
sapu tangan dan dilapnya bibirku dengan lembut, Aku terdiam kaku. Karena gugup aku
langsung mengambil icecream yang ada
ditangannya dan memakannya.
“kenapa
malah lap bibir, kenapa gak langsung kasih aja icecream nya kayak kemaren” dengan berusaha santai memakan icecream sambil melihat kerah lapangan basket.
“karena
hari ini, bibir nya gak dijilat sendiri kayak kemaren” jawab si cowok dengan cool.
Aku tersenyum
kecil menoleh ke arah cowok yang kini juga tersenyum manis padaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar