Beharap mendapat inspirasi, aku pandangi layar
putih dihadapanku. Dengan hiasan biru disampingnya dan kursor yang terus
berkedip dipinggir kiri lembar kerja. Entah apa yang ada didalam otak, jika
terdapat LCD yang disambungkan pada
otak mungkin akan ada begitu banyak tampilan kacau tak berarti. Tak ada yang
terfokus, bernilai, bermakna, bertujuan atau apalah itu. Saat ini karirku
sebagai penulis seperti tak ada arti, setelah semuanya. Kekacauan ini dia yang
menimbulkan, aku akan menyalahkannya, aku akan egois. Entah apa nanti yang
dipikir orang, yang pasti aku benar-benar menyalahkan dia.
Karena dia aku tak bisa baik dalam berfikir, karena
dia aku tak bisa baik dalam beraktifitas, karena dia aku tak bisa baik dalam
berkomunikasi, karena dia aku tak bisa baik dalam perasaan ini. Semua ini
karena dia, dia dan akan selalu dia. Hingga saatnya nanti akan terus
menyalahkan dia.