“baiklah semua pasukan, segera menuju lokasi
pengamanan. laksanakan”
“siap laksanakan”
Perintah komandan menggema melalui toa yang ada
disekeliling lapangan. Semua pasukan TNI siap melaksanakan tugas untuk menjaga
SPBU terdekat. Perintah ini mereka dapat karena akan dilaksanakan nya demo
besar-besaran dari semua kalangan masyarakat. Kenaikan BBM yang menjadi
pemicunya, harga yang menurut kebanyakan orang terasa menyiksa.
Masyarakat memang sangat sensitif dalam hal-hal yang berpengaruh besar dalam
kehidupan, seperti BBM ini yang menjadi bahan pokok dalam kegiatan sehari-hari.
Dan untuk menghindari aksi nekat para aksi demonstran, maka petugas TNI
ditugaskan untuk menjaga SPBU yang kemungkinan akan dijadikan sasaran para
demonstran.
“SPBU dipusat kota yang dekat terminal, kamu berapa
anggota dari sini?”
“4 orang, jadi semua dari sini”
“huh, saya sendiri dari sini yang lain dari satuan
lain”
“yah sudahlah yang penting menjalankan tugas. Harus
semangat Ga”
Aku cukup tersenyum mendengar kalimat dari temanku
itu. Menggunakan sepeda motor aku pergi menuju SPBU sambil berharap teman
seperjuanganku nantinya tidak membuatku bosan. SPBU yang menjadi tujuanku bisa
ditempuh dengan wktu 15 menit dengan kecepatan 50km/jam.
Sampai dilokasi SPBU baru saja membuka gerbangnya,
menandakan SPBU siap beroperasi. Sudah ada satu anggota TNI yang datang saat aku sampai, beberapa menit
kemudian yang lain datang. Kami semua langsung menuju ruang pimpinan SPBU untuk
membahas kinerja kami selama menjaga lokasi.
15 menit berlalu kami keluar ruangan dan berada
disekeliling SPBU, sudah mulai ada beberapa kendaraan yang mengantri untuk
mengisi BBM. Yang pertama kami lakukan mengecek sekeliling lokasi dan kami
membagi tugas secara bergiliran dan sama rata.
Tugas ini akan kami laksanakan satu minggu penuh dan
tentu saja kami berbagi shift, dan selama seminggu penuh aku selalu mendapat
shift pagi hingga sore. Menyenangkan, karena pagi akan menjadi waktu yang menyegarkan
dari setiap kegiatan. Aku berharap kegiatan ini menyenangkan dan memberi
pengalaman baru buatku dan yang lain.
Tiga hari sudah berlalu selama kami menjaga SPBU
ini, dan hari ini akan menjadi hari yang sangat penting dan membahayakan. Hari
ini dan besok adalah hari aksi demo besar-besaran segala ormas dari berbagai
kalangan, buruh dari berbagai pabrik serta mahasiswa dari berbagai universitas
akan melakukan demo dan berkumpul dipusat kota.
Diberbagai tempat yang diperkirakan akan menjadi
tujuan demonstran dijaga denga ketat. SPBU-SPBU ditambahkan personil gabungan
untuk pengamanan. SPBU tetap beroperasi meskipun pendemo dikabarkan sudah mulai
melakukan aksinya. Lokasi tempatku berjaga misalnya, tetap beroperasi meskipun
dengan sedikit konsimen.
Dengan siap kami semua menjaga SPBU dan tampak wajah
ketakutan pada raut petugas SPBU. Lokasi ini kemungkinan akan menjadi jalur
lewat para demonstran, karena ini merupakan salah satu jalur pusat kota dimana
mereka akan berkumpul nantinya.
Dalam hati
aku berfikir jika mereka sudah tahu ini akan menjadi jalur demonstran bukankah
lebih baik tidak beroprasi. Dan kami bisa mengamankan lokasi lain atau bahkan
ikut menjaga pusat kota, bukankah itu lebih efektif lebih banyak pasukan yang
akan menjaga lokasi.
Samar-samar terdengar suara teriakan para
demonstran, mengetahui hal itu petugas SPBU semakin menampakan wajah paniknya.
Dengan tetap melayani satu dua orang konsumen yang sepertinya juga terlihat
gugup dan seperti ingin buru-buru meninggalkan lokasi.
Suara demonstran semakin kuat dan jelas, menandakan
para aksi sudah mendekat. Kami berada pada posisi siap, aku melihat petugas
SPBU perempuan saling berpelukan sekarang tak ada lagi konsumen. Mereka trlihat
ketakuakn tapi tidak brusaha untuk bersembunyi dalam ruangan, mungkin karena
mereka takut juga penasaran.
Satu rombongan aksi lewat didepan kami dengan suara
lantang menolak kenaikan harga BBM. Dilihat dari setelan yang mereka kenakan
mempertegas kalau mereka adalah mahasiswa. Pemimpin aksi meneriakan berbagai kalimat
penolakan diikuti rombongan yang dipimpinnya. Dengan serius kami melihat kerah
mereka semua yang lama kelamaan hilang dari pandangan dan suara aksi yang
semakin samar menghilang.
Raut lega terpancar dari wajah seluruh anggota TNI
juga para petugas dan staf SPBU. Aku juga merasa tenang karena lokasi ini tidak
menjadi sasaran para aksi demonstran. kami tetap pada posisi masing-masing tapi
kali ini degan lebih santai karena kami sudah melewati fase menegangkan.
Mereka memulai obrolan membahas bagaimana perasaan
mereka saat para aksi melewati mereka dengan menakutkan dan menegangkan. Dan
betapa leganya mereka kalau hal yang menakutkan tidak jadi mereka alami. Senyum
mulai tersinggung diwajah mereka, ketenangan mulai menjalar dan kesan santai
mulai tercipta.
Tapi dengan tiba-tiba suara raunagn keras dari motor
terdengar mendekat. Raungan motor teriakan aksi terdengar semakin jelas.
Kepanikan mulai timbul kembali, kami fikir tak akan ada lagi rombongan yang
lain. dengan siap siaga kami menjaga didepan, petugas SPBU mersakn kepanikan
kembali. Raungan motor yang menakutkan membuat para wanita memilih untuk masuk
dalam ruangan.
Rombongan aksi lewat dengan ramainya, kali ini dari
berbagai kalangan. Ada beberapa buruh juga terlihat ormas-ormas dalam rombongan
ini. Beberapa romongan ormas melihat kearah kami dengan marah dan berteriak
dengan keras. Mereka menuju gerbang SPBU dengan wajah marah, mereka terus
berteriak tanpa henti urat leher terlihat jelas.
Setelah puas berteriak dihadapan kami semua
rombongan itu pergi tetap dengan teriakan terikannya. Terlihat menjauh
rombongan itu dari lokasi, dengan sedikit mengintip petugas SPBU melihat
keadaan luar. Melihat sudah tak ada para aksi dan samar nya suara para
demonstran mereka memberanikan diri untuk keluar.
Wajah mereka sedikit lega tapi masih menampilkan
kekhawatiran. Mungkin karena tadi mereka tenang tpi justru dengn tiba-tiba
datang aksi yang lebih menyeramkan. Ini barulah hari pertama demonstra besar
melakukan aksinya. Entah apa yang akan terjadi besok, jika dilihat dari
pengalaman kami hari ini kemungkinan besok akan menajadi hari yang menakutkan
dan menegangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar