Seperti biasanya, dihari
kerja semua sibuk dengan keperluan masing-masing. Ibu memasak di dapur,
menyiapkan sarapan dan membuat minuman hangat, teh, kopi, susu. Bapak
menyiapkan peralatan tukang yang akan beliau gunakan hari ini. adik sibuk
meminta air panas yang akan dia gunakan saat mandi. Aku, bersiap mandi dan
menyiapkan seragam untuk hari ini.kakak iparku merapikan rumah dan menyiapkan
sarapan juga keperluan mandi keponakanku. Kakak, dia tidak disini dia sedang
merantau ke Jambi. Keponakanku, bermain baby
walker di depan televisi.
Jam menunjukan puku
06.40, bapak mengantar adik pergi kesekolah dan aku sarapan. Ibu menyiapkan
bekal untuku, setiap pagi beliau meyiapkannya berharap anaknya tidak telat makan. Semenjak aku pernah menjadi
penghuni rumahsakit, beliau selalu bertanya waktu makanku. Sebelumnya beliau
juga malakukan hal itu, tapi sekarang beliau lebih memperhatikannya dengan
hati-hati.kakak ipar memandikan keponakanku, hal yang paling dia sukai. Dia
selalu bahagia saat mandi dan akan menangis setiap kali berganti pakaian.
Pukul 07.10, aku
berangkat ke kampus dan tentu saja bapak yang mengantar. Beliau mengatar
anak-anaknya sekolah satu persatu karena kami memang berlainan arah. Sering
kali beliau telat sampai tempatnya bekerja, dikarenakan harus mengantar aku ke
kampus. Dia sering memperingatkan aku untuk lebih cepat, dan itu akan aku
lakukan setelah diperingatkan selanjutnya aku masih sering membuatnya
terlambat.
Kami keluarga yang
sederhana, bahkan sangat biasa. Bapak dan ibu selalu membuat kami yakin untuk
bertahan dengan keadaan sekarang ini.dan akan selalu mengingatkan kami untuk
sukses, labih maju dari kehidupan yang bapak dan ibu kami berikan selama ini.
Bapak hanyalah buruh bangunan dan ibu seorang ibu rumah tangga. Tapi, mereka
mampu menghidupi kami sampai sekarang.
Bapak selalu bilang
“orang tua tidak akan kehabisan uang jika itu digunakan untuk masa depan
anaknya”. Yah, benar saja saat ini aku sedang menempuh pendidikan S1, siapa
yang mengira aku sampai pada titik ini dan aku akan meneruskan titik yang
lainnya.
Bapak, seseorang yang
sabar dan berhati-hati dalam mengambil tindakan. Ibu, wanita yang lembut
meskipun terkadang beliau mampu mengeluarkan suara yang keras juga. Dan bapak
sering menyindir ibu yang terkadang ngotot
saat berbicara. Kakak, pribadi yang pendiam dia akan bicara seperlunya saja dan
lebih suka bertindak dari pada berbicara. Saat kami, aku dan adikku, sedikit
mengeluh dengan tugas yang kami punya berharap dia akan membantu. Justru dia
hanya akan melihatnya dan memerintahkan kami untuk mencobanya lagi. “dicoba
dulu, kalo bener-bener gak bisa baru tanya. Tapi jangan baru dicoba sekali
langsung tanya”. Dia sering berkata seperti itu, itu kata andalannya berharap
kami dapat menyelesaikannya sendiri dan membuat kami merasa puas dengan hasil
sendiri.
Adik, sangat manja,
mungkin karena dia anak bungsu dan selama ini apa yang dia inginkan seringkali
dituruti.hal yang paling dia sukai adalah, bermain bersama teman-temannya,
wajar karena dia anak-anak. Aku, sedikit manja, aku dan adikku jarak kami cukup
jauh jadi aku cukup lama merasakan jadi anak bungsu. Sedikit pemalas dan moody,
akan melakukan segala sesuatu jika itu sangat aku inginkan. Inilah buruknya,
aku sering menunda pekerjaanku.Kakak ipar, dia pendatang, belum terlalu
mamahaminya secara detail yang pasti dia wanita yang rajin, terampil dan gesit.
Keponakanku, dia masih terlalu kecil untuk mengetahui kepribadiannya. Tapi yang
pasti,dia anak yang cerdas, dia akan sangat cepat menirukan hal-hal yang
dilakukan orang sekelilingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar