Rabu, 23 November 2011

AKU DAN KELUARGA

Seperti biasanya, dihari kerja semua sibuk dengan keperluan masing-masing. Ibu memasak di dapur, menyiapkan sarapan dan membuat minuman hangat, teh, kopi, susu. Bapak menyiapkan peralatan tukang yang akan beliau gunakan hari ini. adik sibuk meminta air panas yang akan dia gunakan saat mandi. Aku, bersiap mandi dan menyiapkan seragam untuk hari ini.kakak iparku merapikan rumah dan menyiapkan sarapan juga keperluan mandi keponakanku. Kakak, dia tidak disini dia sedang merantau ke Jambi. Keponakanku, bermain baby walker di depan televisi.


Jam menunjukan puku 06.40, bapak mengantar adik pergi kesekolah dan aku sarapan. Ibu menyiapkan bekal untuku, setiap pagi beliau meyiapkannya berharap anaknya tidak telat makan. Semenjak aku pernah menjadi penghuni rumahsakit, beliau selalu bertanya waktu makanku. Sebelumnya beliau juga malakukan hal itu, tapi sekarang beliau lebih memperhatikannya dengan hati-hati.kakak ipar memandikan keponakanku, hal yang paling dia sukai. Dia selalu bahagia saat mandi dan akan menangis setiap kali berganti pakaian.

Pukul 07.10, aku berangkat ke kampus dan tentu saja bapak yang mengantar. Beliau mengatar anak-anaknya sekolah satu persatu karena kami memang berlainan arah. Sering kali beliau telat sampai tempatnya bekerja, dikarenakan harus mengantar aku ke kampus. Dia sering memperingatkan aku untuk lebih cepat, dan itu akan aku lakukan setelah diperingatkan selanjutnya aku masih sering membuatnya terlambat.
Kami keluarga yang sederhana, bahkan sangat biasa. Bapak dan ibu selalu membuat kami yakin untuk bertahan dengan keadaan sekarang ini.dan akan selalu mengingatkan kami untuk sukses, labih maju dari kehidupan yang bapak dan ibu kami berikan selama ini. Bapak hanyalah buruh bangunan dan ibu seorang ibu rumah tangga. Tapi, mereka mampu menghidupi kami sampai sekarang.

Bapak selalu bilang “orang tua tidak akan kehabisan uang jika itu digunakan untuk masa depan anaknya”. Yah, benar saja saat ini aku sedang menempuh pendidikan S1, siapa yang mengira aku sampai pada titik ini dan aku akan meneruskan titik yang lainnya.


Bapak, seseorang yang sabar dan berhati-hati dalam mengambil tindakan. Ibu, wanita yang lembut meskipun terkadang beliau mampu mengeluarkan suara yang keras juga. Dan bapak sering menyindir ibu yang terkadang ngotot saat berbicara. Kakak, pribadi yang pendiam dia akan bicara seperlunya saja dan lebih suka bertindak dari pada berbicara. Saat kami, aku dan adikku, sedikit mengeluh dengan tugas yang kami punya berharap dia akan membantu. Justru dia hanya akan melihatnya dan memerintahkan kami untuk mencobanya lagi. “dicoba dulu, kalo bener-bener gak bisa baru tanya. Tapi jangan baru dicoba sekali langsung tanya”. Dia sering berkata seperti itu, itu kata andalannya berharap kami dapat menyelesaikannya sendiri dan membuat kami merasa puas dengan hasil sendiri.

Adik, sangat manja, mungkin karena dia anak bungsu dan selama ini apa yang dia inginkan seringkali dituruti.hal yang paling dia sukai adalah, bermain bersama teman-temannya, wajar karena dia anak-anak. Aku, sedikit manja, aku dan adikku jarak kami cukup jauh jadi aku cukup lama merasakan jadi anak bungsu. Sedikit pemalas dan moody, akan melakukan segala sesuatu jika itu sangat aku inginkan. Inilah buruknya, aku sering menunda pekerjaanku.Kakak ipar, dia pendatang, belum terlalu mamahaminya secara detail yang pasti dia wanita yang rajin, terampil dan gesit. Keponakanku, dia masih terlalu kecil untuk mengetahui kepribadiannya. Tapi yang pasti,dia anak yang cerdas, dia akan sangat cepat menirukan hal-hal yang dilakukan orang sekelilingnya.

Inilah kami, keluarga kecil, sederhana, biasa, bahagia. Ngatiman’s Family. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar