Jumat, 02 Desember 2011

Samar dalam Gelap

Berdiri tepat dibawah cahaya lampu jalan yang amat terang. Memandangi daerah gelap yang ada dibawah sana.  Jalan menurun yang hanya mendapatkan penerangan dari lampu-lampu luar rumah warga, membuatnya terlihat temaram.  Sera, sendiri memandangi jalanan itu tanpa dia tahu sebenarnya apa yang dilakukan. Matanya tajam memperhatikan jalan yang temaram, tapi pikirannya pergi entah kemana.

Dengan terus memandang dan tetap dengan pikiran yang entah sedang berada dimana, Sera meraskan dinginnya malam yang tak dapat dihindarkan. Dirapatkan tangan di depan dada,berharap mendapatkan kehangatan meskipun tak sepenuhnya. Malam diiringi kecangnya angin dan bulan yang redup, seredup pikiran Sera malam itu. 

Dalam pandangannya yang sedikit buram, Sera mendapati sesuatu yan bergerak berasal dari jalan temaram itu. Tiba-tiba bulu kudunya berdiri, angin kencang yang tiba-tiba berhembus membuatnya semakin ciut. Penuh rasa panik dalam diri Sera, tapi dia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Sesuatu yang bergerak itu,tetap telihat samar tidak memperlihatkan kejelasan, hanya bayangan.

Lemas yang Sera rasakan saat itu, takut tapi entah kenapa dia tak mampu untuk pergi dari tempat. Tak juga memejamkan mata untuk menghindari apa yang dia lihat dalam kegelapan jalan itu. Sesuatu yang bergerak itu semakin mendekat, bergerak lembut tak bersuara. Ketakutan semakin mejalar dalam tubuh Sera, saat sesuatu yang bergerak itu samar-samar terkena sinar lampu rumah warga dan menimbulkan gambaran yang menakutkan.

Memberanikan diri, Sera memperhatikan dengan seksama sesuatu yang bergerak itu. Melambai, sesuatu yang bergerak itu melambai padanya. Sera merasakan lemas dalam tubuhnya, seperti sudah tak ada kekuatan untuk menopang tubuhnya. Sesuatu itu semakin terlihat di mata Sera yang justru semakin membuatnya lemas. Meskipun sudah dekat dengan mata Sera, tapi tetap telihat samar dimatanya. Ambruk, Sera pingsan saat itu juga, kakinya yang lemas sudah tak kuat menahan beban tubuhnya. 

. . .

Tersadar dari pingsannya, Sera sudah berada dirumah dan dikamarnya. Masih dengan rasa takut Sera melihat sekeliling ruangan, ada ibu dan sahabatnya, Tita dalam kamarnya. Tita masih menggunakan mukena menunjukan wajah khawatir.  Sera memperhatikan baik-baik temannya itu dan dia menyadari apa yang membuatnya takut.

Senyum tersungging dari bibir Sera denga manis, dan mendapat balasan senyuman dari Ibu dan Tita yang sepertinya sudah khwatir sejak tadi.


::karyaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar