Maaf jika
selama ini aku tidak mengingat dirimu,
Maaf jika
selama ini aku tidak menyadari bahwa hadirmu sangat penting pada bagian ini,
Maaf jika
pertemanan yang ku jalani membuatmu merasa sakit,
Maaf jika pertemanan
yang ku jalani membuatmu kecewa,
Aku
benar-benar tidak menyadarinya,
Mungkin
karena aku terlalu bodoh, bukan “mungkin”, tapi aku benar-benar bodoh.
Kebodohanku
selama ini telah membuatmu sakit, membuatmu kecewa, membuatmu hanya mampu
tersenyum menahan sakit, membuatmu merasakan hal yang tak aku mengerti.
Maaf, aku
benar minta maaf.
Tak tahu
bagaimana caraku untuk menjelaskannya, tapi aku mohon jangan berfikir, selama
ini sengaja melakukannya karena rasaku untuknya.
Bukan, bukan
karena ada rasa aku berteman dengannya. Aku benar hanya temannya dan dia
temanku.
...
Aku
benar-benar tidak tahu, dan aku merasa benar-benar bodoh saat ini.
Maafkanlah
kesalahan yang telah aku buat selama ini, maafkanlah kesalahan terbesar yag
telah aku buat.
...
Selama ini aku
berfikir biasa, hanya melakukan sebagaimana mestinya. Dan bodohnya aku tidak
menyadari hadirnya dirimu yang merasakan sakit dan kecewa.
. . .
Permintaan
maaf ini aku sampaikan khusus untukmu, yang telah menahan rasa sakit atas
sikapku selama ini. Sulit untuk aku mengucapkannya langsung terhadapmu, setiap
aku berusaha untuk membicarakannya kau justru menghindar dan menjaga
perasaanku. Dan aku, tidak bisa menjaga perasaanmu. Maaf,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar