"mba cariin uban ya" emak minta tolong dicariin ubannya. maklum rambut putih udah banyak yang timbul dan sebagai perempuan mungkin risih atau juga karena gak nyaman, kerasa gatel katanya.
dengan mendesahkan nafas, bangkit dari kasur tempat bermalasan yang paling nyaman. mengikuti langkah emak keruang keluarga yang bersiap untuk bersandar dan diburu ubannya.
dalam keadaan malas, mencari uban yang butuh ketelitian membuat semuanya melelahkan. tapi entah kenapa tetap mencarinya, tak ada obrolan hanya saling diam. emak mungkin sudah tertidur karena mereasa nyaman saat ubannya satu persatu dicabut.
sesekali menggoda keponakan yang begitu lucu dengan tingkahnya sangatlah menghibur, membuatnya marah dan berteriak justru mengasyikan dan semakin menggemaskan. sudah sangat kesal dia menjauh dan memilih bermain ditempat lain, hanya tersenyum lucu melihat tingkahnya dari kajauhan.
kembali diam tapi dalam hati merasakan yang tak nyaman, ada sesuatu yang ingin disampaikan. masih tertunda, ragu untuk mengungkapkannya, tapi ini benar-benar melelahkan jika tak bisa dibagi.
"kayak nya aku bosen loh di PGSD"
"mba kok gitu" meski tanpa memalingkan wajah, tapi emak terlihat terkejut.
"jangan gitu geh mba, jangan sampe bosen gitu, diilangin bosennya. itu buat masa depan loh mba. dizaman kamu nanti udah beda sama zaman sekarang"
"besok-besok itu zaman nya udah modern, sekarng aja udah kayak gini gimana nanti, gak bisa sembarangan bisa dapet kerja"
"yang semangat mba, jangan sampe bosen gitu geh"
emak terus mengeluarkan kata-kata nya tanpa henti dengan nada sedikit dinaikan. mungkin karena terkejut dan tak menyangka bakal mendengar hal itu. emak terdengar khawatir memang dari semua kalimat-kalimat yang dikeluarkan.
merasa tak nyaman terus dirasuki kalimat-kalimat penguat yang lebih terdengar memojokan, memilih meletakan pinset dimeja dan berjalan menuju dapur. menenggak segelas air putih yang diharapkan mampu menenangkan lalu menuju kamar dan menguncinya. menutup jendela, menguncinya dan menutup gorden jendela.
tak ada kata apapun yang disampaikan saat pergi kekamar, hanya pergi begitu saja.
***
beberapa menit kemudian pintu diketuk.
"mba gak usah dikunci sih, buka dulu". diam.diam.dan diam. emak terdengar khawatir dan terus berusaha tetap mengetuk pintu terkadang menggerakkan handle yang diharapkan mampu terbuka.
"mba aku mau masuk, mau ambil baju, buka cepetan" anak termuda berusaha membujuk dengan alasan.
"aku beli gorengan nih mau gak?" kembali berteriak merayu.
hanya diam. diam. perasaan yang timbul beragam, sedih, marah, kecewa, bingung, dan tetap diam memejamkan mata yang tak tertidur.
::tidak berhasil, tidak seperti biasa. komunikasi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar