Selasa, 29 November 2011

Redup


Redup, cahaya matahari saat ini. Melihat matahari saat ini seperti melihat cahaya lampu dari balik selembar kain. Terlihat cahayanya, menerangi ruangan dengan lembut tapi terasa kesedihan didalamnya. 

Matahari tak selalu bersinar dengan cerahnya, saat ini matahari hanya mampu membagi sebagian dari cahayanya ke bumi. Awan mendung itu yang menutupi. Awan mendung itu yang membuatnya tak mampu berbagai kecerahan pada bumi. Matahari sesungguhnya selalu siap untuk mencerahkan bumi, tapi awan itu entah mengapa menutupinya.

Ada masanya cerah dan redup, bukankah memang sepert itu. Ada masanya matahari cerah dan redup. Ada masanya manusia cerah dan redup. 

Redup, saat ini akupun merasakannya. 

Ada apa dengan keadaan saat ini, begitu rumitkah saat ini. Aku ingin selalu cerah terhadapnya, tapi ada keadaan yang membuatku redup.

Matahari ini ingin cerah pada bumi seperti biasanya, tetapi awan itu menutupi. Awan itu, seperti situasi dimana aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali meredupkan diri. Dan bumi tetap mampu beraktifitas seperti biasanya, mesipun matahari saat ini redup. Apakah bumi baik-baik saja saat matahari redup. Yang pasti, bumi hanya akan menerima sebagian cahaya matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar